EKLESIOLOGI
DALAM
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Pendahuluan
Eklesiologi (dari bahasa
Yunani ἐκκλησια,ekklesia:
gereja; dan λογος, logos: perkataan, firman, atau ilmu) merupakan salah
satu sub-disiplin ilmu teologi
yang membahas mengenai hakikat dan fungsi gereja, berkaitan dengan identitas
dan misi gereja di dalam dunia. Dalam ranah gerejawi, eklesiologi adalah
rumusan teologis-sistematis mengenai pemahaman gereja tentang dirinya. Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan
eklesiologi dalam hubungannya dengab Pendidikan Agama Kristen. Pendidikan
Agama Kristen yang
paling dasar adalah ketika seseorang dibesarkan dalam keluarga yang mengamalkan
iman Kristen. Dengan demikian,
pendidikan agama Kristen adalah pelayanan pedagogis dari pihak orangtua dan
gereja yang secara khusus melibatkan pelayanan gerejawi dengan cara yang wajar
dan alkitabbiah dalam pengalaman keluarga Kristen dan komunitasa jemaat.
Dalam makalah yang berjudul Eklesiologi dalam
Pendidikan Agama Kristen (PAK), penulis akan menyajikan, Deskripsi
Gereja,Unsusr-unsur Pendidikan Agama Kristen dalam gereja, Strategi Pendiddikan
Agama Kristen dalam Gereja yang penulis uraikan sebagai berikut:
1. Deskripsi
Gereja
Dalam
bahasa ingris kata gereja yaitu Church, dan bahasa serumpunnya adalah krik,
berasal dari bahasa gerika kuriakon yang “berarti milik Tuhan”.[1]
Charles c.Ryrie menambahkan, kata gereja yang dalam bahasa inggrisnya “church”
diambil dari bahasa yunani ‘’EKKLESIA’’ yang berarti “dipanggil keluar.” Kata
ekklesia merupakan gabungan dari kata depan “ek” yang berarti keluar dan kata
kerja “kaleo” (Klesia) yang berarti dipanggil. Secara khusus kata ini digunakan
untuk menggambarkan kelompok orang yang dipanggil keluar untuk tujuan khusus
dan pasti.[2]
Artinya; kelompok/komunitas orang-dalam gereja mereka adalah orang-orang yang
dikhususkan Tuhan untuk tujuan yang khusus, dan dalam Tujuan khusus Tuhan
inilah sesuai dengan amanat Agung Tuhan
Yesus, umat untuk diajar melakukan segala sesuatu yang perintahkan oleh Yesus
Kristus, maka dalam hal ini gereja menjadi salah satu wadah/tempat
pembinaan-pemuridan. (Matius. 28:20). Gereja yang dipahami sebagai perhimpunan
dari individu-individu untuk satu tujuan.[3]
2. Unsur-unsur
Pendidikan Agama Kristen Dalam Gereja
Dilihat dari tujuan penerapan PAK ini, gereja sebagai
Tubuh Kristus merupakan sebuah lembaga yang mempunyai tugas dan bertanggung-jawab dalam menerapkan PAK kepada jemaat-Nya.
Ditengah-tengah banyaknya tugas yang harus dilaksanakan oleh gereja seperti
mengadakan kebaktiam umum, sakramen, menyampaikan firman kepada jemaat yang
menjauh dari-Nya, melakukan penggembalaan dengan visitasi
pastoral kepada jemaat-Nya, gereja juga perlu
melakukan tugas pengajaran. Tuhan sendiri telah memberi amanat ini kepada
gereja, yakni supaya mengajar. PAK tak
lain dan tak bukan hanyalah suatu pemberian dan amanat Tuhan sendiri
kepada jemaat-Nya. Dalam Efesus 4:11, Tuhan telah memanggil dan mengangkat dari
antara anggota-anggota gereja “baik rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar.
Pelbagai tugas diletakkan Tuhan atas bahu jemaat, beberapa pelayanan
dipercayakan-Nya kepada Gereja-Nya diantaranya termasuk tugas mengajar dan
mendidik orang dalam agama Kristen. Dibawah ini beberapa
praktek PAK yang dipraktekkan dalam pembinaan-pemuridan. Antara lain:
i.
PAK pada Anak Sekolah minggu
Pendidikan
Agama Kristen kepada Anak. PAK Anak merupakan suatu pengajaran yang ditujukan
secara khusus kepada anak-anak dari balita sampai pra remaja. Oleh karena di
dalam gereja, PAK Anak berkaitan dengan Komisi Anak atau Pelayanan Anak Pantekosta (PELNAP), secara teknis
organisasi, Sekolah Minggu merupakan salah satu divisi pelayanan PAK kepada
anak-anak. Fungsinya adalah “meneruskan” pemberitaan (kerygma) dan
pengajaran (didache) Kabar baik (Injil) tentang Kerajaan Allah yang
sudah, sedang dan akan digenapi. Melihat fungsi ini, maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan PAK Anak melalui Sekolah Minggu bertujuan untuk menjadikan anak-anak
sebagai murid Kristus yang baik. Menjadi murid Kristus yang baik,
artinya:
a. Anak-Anak mengenal Allah Bapa,
Yesus Kristus dan Roh Kudus dalam kehidupannya.
b. Anak-Anak mengerti akan kedudukan
dan panggilan mereka sebagai anggota-anggota gereja Tuhan (Anak-Anak Allah) dan
turut bekerja bagi perkembangan gereja (mau ambil bagian dalam pelayanan sesuai
dengan talenta mereka).
c. Anak-Anak dapat mengasihi
sesamanya oleh karena Tuhan telah mengasihi mereka sendiri.
d. Anak-anak tahu dan insaf akan
dosanya dan meminta ampun dan melakukan pembaharuan pikiran sehingga dapat membedakan
kehendak Tuhan (Roma. 12:1,2)
e. Anak-Anak mau dan suka belajar
mengenai berita Alkitab, suka mengambil bagian dalam kebaktian jemaat dan suka
melayani Tuhan di segala lapangan hidup mereka.
Inilah arti sebagai murid-murid
Kristus sekaligus menjadi tujuan PAK yang harus diberikan oleh gereja kepada
anak-anak di dalam komunitas
jemaat.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas maka PELNAP merupakan unsur penting yang dapat
dikatakan bertanggung-jawab dalam memberikan pendidikan agama Kristen kepada
Anak. Pelayanan PAK kepada anak ini sangat diperlukan untuk mendukung
perkembangan iman spiritualitas anak. Spiritualitas
diturunalihkan dari dari kata sifat dalam bahasa yunani pneumatikos, (spiritual), berasal dari kata pneuma yang berarti spirit atau angin,nafas, roh. Pneuma mengacu pada unsur supranatural
atau sesuatu yang tidak dapat diraba (non materi), tetapi dapat dilihat melalui
cara kerjanya.[4]
Sedangkan spiritualitas adalah mutu kehadiran orang-orang percaya memperagakan nilai-nilai kehidupan kristen
dalam hidup keseharian.[5]
Sekolah Minggu memang menjadi wadah
dimana anak-anak dididik untuk bertumbuh dalam iman Kristian. Walaupun guru
sekolah minggu merupakan “Si Pemegang Kunci” keberhasilan PAK anak dalam
Sekolah Minggu, unsur keterlibatan orangtua adalah suatu keharusan. Orangtua
perlu mengetahui perkembangan anak dalam proses pendidikan iman di Sekolah
Minggu. Oleh sebab itu, komunikasi secara teratur dan berkualitas antara
orangtua dan pelayan Sekolah Minggu penting untuk dilakukan. Untuk mendukung
keterlibatan orangtua anak dalam perkembangan anak di Sekolah PELNAP.
ii.
PAK Pada
Pertemuan-pertemuan ibadah Ibadah
Dalam (Ibrani.10:25) Umat Tuhan
ditegaskan untuk tidak meninggalkan pertemuan-pertemuan ibadah menjelang hari
Tuhan yang mendekat.
Dalam pertemuan-pertemuan ibadah di gereja adalah tempat pembinaan-pemuridan,
sebab semua orang kristen adalah murid (disciple) yang berarti pengikut
(follower) dari Kristus. Artinya dalam hal ini anggota jemaat bukan sekedar
pengikut tetapi yang memiliki disiplin dalan mengikuti semua perintah Kristus.
Donald Guthrie dalam bukunya menuliskan; bahwa Yesus mengumpulkan sekelompok
orang yang dalam arti khusus dapat disebut sebagai murid-murid-Nya.[6]
Artinya; Yesus mengganggap bahwa orang-orang (jemaat) yang mengikuti Dia
sebagai “murud-murid” yang selalu di ajar untuk menjadi seperti gurunya
(Yesus).
Dalam pertemuan-pertemuan ibadah
jemaat yang adalah murid-murid mendapat pengajaran melalui berita
firman/khotbah yang disampaikan oleh gembala sidang tau para
pengajar/pengkhotbah yang lain.
iii.
Tujuan Pendidikan
Agama Kristen Dalam Gereja
Tujuan pendidikan agama Kristen
terjadi dalam komunitas
berjemaat dimulai dari usia anak-anak, dewasa dan yang terakhir adalah warga
jemaat. Pendidikan agama kristen bagi
anak-anak(sekolah minggu) agar anak tersebut dapat menerima kepercayaan dan
pewarisan nilai-nilai rohani yang dianut oleh orangtuanya, misalnya belajar
bertindak baik, bertumbuh secara wajar dalam iman Kristen. Pendidikan agama
kristen bagi orangtua/jemaat
dewasa (remaja-manula) adalah untuk menyediakan pengalaman belajar yang
menolong jemaat
mempertimbangkan sejumlah cara untuk mengurus rumah tangga dan juga dampaknya
bagi pertumbuhan anak.Tujuan pendidikan agama Kristen untuk warga jemaat adalah
untuk menyediakan pengalaman belajar secara teratur sepanjang umurnya melalui
seluruh tata cara ibadah/kebaktian, khususnya melalui khotbah dan pembacaan
alkitab/firman Allah.
3.
Penutup
Pendidikan
Agama Kristen merupakan perintah dari Tuhan Yesus Kristus yang disebut Amanat
Agung dalam Matius 28:18-20. Pendidikan Agama Kristen itu unik, berbeda dengan
pendidikan umum karena prosesnya tidak hanya dikerjakan manusia, tetapi juga
melibatkan Allah. Keterlibatan-Nya mutlak diperlukan karena Pendidikan Agama
Kristen bukan hanya mendidik secara ilmu pengetahuan, namun juga
membentuk karakter. Untuk memberikan gambaran
tentang Pendidikan Agama Kristen.
PAK adalah suatu yang harus terjadi
dan dilakukan di kelompok umat/gereja. Untuk umat dapat bertumbuh menjadi
seperti Yesus harus melalui pembinaan-pemuridan sehingga umat dapat meniru apa
yang dilakukan oleh Yesus atau umat Tuhan menjadi peniru-peniru Kristus.
Seperti paulus yang telah menjadi peniru Kristus demikian juga Timotius yang
telah mengikuti (menjadi peniru) cara paulus 1 korintus 11:1; 2 Timotius. 3:10,
Artinya persekutuan antara Paulus dan Timotius menjadikan Timotius meiliki gaya
gidup seperti Paulus seperti Paulus telah menjadi seperti Yesus.
Pembinanan pada komisi anak (PELNAP)
dan pertemuan-pertemuan ibadah adalah menjadi suatu cara dan tempat untuk orang-orang
percaya dibina/diajar menjadi seperti Kristus dalam pertemuan-pertemuan ibadah
inilah menjadi tempat untuk mengevaluasi diri orang percaya. Mulyasa
menjelaskan dalam bukunya; “Evaluasi atau penilaian merupakan aspek
pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latarbelakang dan
hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti apabila berhubungan denhan
konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi
penelitian. Tak ada pembelajaran tanpa penelitian, karena penelitian merupakan
proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tinglkat
pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik”. Artinya dalam gerejalah tau
pertemuan-pertemuan ibadah lainnya umat Tuhan bukan sekedar diajar melainkan gereja
menjadi tempat mengevaluasi diri untuk menstandarkan hidup sesuai standar
Alkitab/ajaran Yesus Kristus.
Daftar Pustaka:
Alkitab, LAI 2007
Donald
Guthrie,Teologi Perjanjian Baru 3, Bpk Gunung Mulia, Jakarta: 2001
Jurnal Teologi PENGARAH, STTA Tiranus, Bandung, juli
2010
Martin B.Daiton, Gereja milik siapa?(Jakarta
:YKKBVK/OMF.1994)
Charles C.Ryrie, Teologia Dasar 2 (Yogyakarta: Andi
offset,1998)
Narthtop, Chuck, Bibically Speaking about the
church, (Charles A. Nortop Jr. 1997)
[1]Martin B.Daiton, Gereja milik siapa?(Jakarta :YKKBVK/OMF.1994), hal. 10
[2] Charles C.Ryrie, Teologia Dasar 2 (Yogyakarta: Andi offset,1998), hal
184
[3]Narthtop, Chuck, Bibically Speaking about the church, (Charles A.
Nortop Jr. 1997) hal 2
[4] Jurnal Teologi PENGARAH, STTA Tiranus, Bandung, juli 2010,hal 30
[5] Ibid, hal 2
[6] Donald Guthrie,Teologi Perjanjian Baru 3, Bpk Gunung Mulia, Jakarta:
2001, hal 29
Mantab deh, iki ada kemajuan, trus aza dikembangkan postingnya, sehingga lama-lama isa diedit jadi buku loh. Upaya yang bagus untuk ditiru yg laen. Tapi kok, aku gak bisa jadi followernya yah? kok featurnya gak ada mas?
BalasHapusThanks for support & koreksinya, Bang...
BalasHapusgereja bagi anak itu qreen bangets....
BalasHapus