Senin, 19 Maret 2012

EKLESIOLOGI DALAM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


EKLESIOLOGI DALAM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
                              


Pendahuluan

Eklesiologi (dari bahasa Yunani ἐκκλησια,ekklesia: gereja; dan λογος, logos: perkataan, firman, atau ilmu) merupakan salah satu sub-disiplin ilmu teologi yang membahas mengenai hakikat dan fungsi gereja, berkaitan dengan identitas dan misi gereja di dalam dunia. Dalam ranah gerejawi, eklesiologi adalah rumusan teologis-sistematis mengenai pemahaman gereja tentang dirinya. Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan eklesiologi dalam hubungannya dengab Pendidikan Agama Kristen. Pendidikan Agama Kristen yang paling dasar adalah ketika seseorang dibesarkan dalam keluarga yang mengamalkan iman Kristen. Dengan demikian, pendidikan agama Kristen adalah pelayanan pedagogis dari pihak orangtua dan gereja yang secara khusus melibatkan pelayanan gerejawi dengan cara yang wajar dan alkitabbiah dalam pengalaman keluarga Kristen dan komunitasa jemaat.
Dalam makalah yang berjudul Eklesiologi dalam Pendidikan Agama Kristen (PAK), penulis akan menyajikan, Deskripsi Gereja,Unsusr-unsur Pendidikan Agama Kristen dalam gereja, Strategi Pendiddikan Agama Kristen dalam Gereja yang penulis uraikan sebagai berikut:

1.      Deskripsi Gereja
Dalam bahasa ingris kata gereja yaitu Church, dan bahasa serumpunnya adalah krik, berasal dari bahasa gerika kuriakon yang “berarti milik Tuhan”.[1] Charles c.Ryrie menambahkan, kata gereja yang dalam bahasa inggrisnya “church” diambil dari bahasa yunani ‘’EKKLESIA’’ yang berarti “dipanggil keluar.” Kata ekklesia merupakan gabungan dari kata depan “ek” yang berarti keluar dan kata kerja “kaleo” (Klesia) yang berarti dipanggil. Secara khusus kata ini digunakan untuk menggambarkan kelompok orang yang dipanggil keluar untuk tujuan khusus dan pasti.[2] Artinya; kelompok/komunitas orang-dalam gereja mereka adalah orang-orang yang dikhususkan Tuhan untuk tujuan yang khusus, dan dalam Tujuan khusus Tuhan inilah sesuai dengan amanat  Agung Tuhan Yesus, umat untuk diajar melakukan segala sesuatu yang perintahkan oleh Yesus Kristus, maka dalam hal ini gereja menjadi salah satu wadah/tempat pembinaan-pemuridan. (Matius. 28:20). Gereja yang dipahami sebagai perhimpunan dari individu-individu untuk satu tujuan.[3]

2.      Unsur-unsur Pendidikan Agama Kristen Dalam Gereja
Dilihat dari tujuan penerapan PAK ini, gereja sebagai Tubuh Kristus merupakan sebuah lembaga yang mempunyai tugas dan bertanggung-jawab dalam menerapkan PAK kepada jemaat-Nya. Ditengah-tengah banyaknya tugas yang harus dilaksanakan oleh gereja seperti mengadakan kebaktiam umum, sakramen, menyampaikan firman kepada jemaat yang menjauh dari-Nya, melakukan penggembalaan dengan visitasi pastoral kepada jemaat-Nya, gereja juga perlu melakukan tugas pengajaran. Tuhan sendiri telah memberi amanat ini kepada gereja, yakni supaya mengajar. PAK  tak lain dan tak bukan hanyalah suatu pemberian dan amanat Tuhan sendiri kepada jemaat-Nya. Dalam Efesus 4:11, Tuhan telah memanggil dan mengangkat dari antara anggota-anggota gereja “baik rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar. Pelbagai tugas diletakkan Tuhan atas bahu jemaat, beberapa pelayanan dipercayakan-Nya kepada Gereja-Nya diantaranya termasuk tugas mengajar dan mendidik orang dalam agama Kristen. Dibawah ini beberapa praktek PAK yang dipraktekkan dalam pembinaan-pemuridan. Antara lain:

i.                    PAK pada Anak Sekolah minggu
Pendidikan Agama Kristen kepada Anak. PAK Anak merupakan suatu pengajaran yang ditujukan secara khusus kepada anak-anak dari balita sampai pra remaja. Oleh karena di dalam gereja, PAK Anak berkaitan dengan Komisi Anak atau Pelayanan Anak Pantekosta (PELNAP), secara teknis organisasi, Sekolah Minggu merupakan salah satu divisi pelayanan PAK kepada anak-anak. Fungsinya adalah “meneruskan” pemberitaan (kerygma) dan pengajaran (didache) Kabar baik (Injil) tentang Kerajaan Allah yang sudah, sedang dan akan digenapi.  Melihat fungsi ini, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan PAK Anak melalui Sekolah Minggu bertujuan untuk menjadikan anak-anak sebagai murid Kristus yang baik. Menjadi murid Kristus yang baik, artinya:
a.    Anak-Anak mengenal Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus dalam kehidupannya.
b.    Anak-Anak mengerti akan kedudukan dan panggilan mereka sebagai anggota-anggota gereja Tuhan (Anak-Anak Allah) dan turut bekerja bagi perkembangan gereja (mau ambil bagian dalam pelayanan sesuai dengan talenta mereka).
c.    Anak-Anak dapat mengasihi sesamanya oleh karena Tuhan telah mengasihi mereka sendiri.
d.    Anak-anak tahu dan insaf akan dosanya dan meminta ampun dan melakukan pembaharuan pikiran sehingga dapat membedakan kehendak Tuhan (Roma. 12:1,2)
e.    Anak-Anak mau dan suka belajar mengenai berita Alkitab, suka mengambil bagian dalam kebaktian jemaat dan suka melayani Tuhan di segala lapangan hidup mereka.
Inilah arti sebagai murid-murid Kristus sekaligus menjadi tujuan PAK yang harus diberikan oleh gereja kepada anak-anak di dalam komunitas jemaat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas maka PELNAP merupakan unsur penting yang dapat dikatakan bertanggung-jawab dalam memberikan pendidikan agama Kristen kepada Anak. Pelayanan PAK kepada anak ini sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan iman spiritualitas anak. Spiritualitas diturunalihkan dari dari kata sifat dalam bahasa yunani pneumatikos, (spiritual), berasal dari kata pneuma yang berarti spirit atau angin,nafas, roh. Pneuma mengacu pada unsur supranatural atau sesuatu yang tidak dapat diraba (non materi), tetapi dapat dilihat melalui cara kerjanya.[4] Sedangkan spiritualitas adalah mutu kehadiran orang-orang percaya  memperagakan nilai-nilai kehidupan kristen dalam hidup keseharian.[5]
Sekolah Minggu memang menjadi wadah dimana anak-anak dididik untuk bertumbuh dalam iman Kristian. Walaupun guru sekolah minggu merupakan “Si Pemegang Kunci” keberhasilan PAK anak dalam Sekolah Minggu, unsur keterlibatan orangtua adalah suatu keharusan. Orangtua perlu mengetahui perkembangan anak dalam proses pendidikan iman di Sekolah Minggu. Oleh sebab itu, komunikasi secara teratur dan berkualitas antara orangtua dan pelayan Sekolah Minggu penting untuk dilakukan. Untuk mendukung keterlibatan orangtua anak dalam perkembangan anak di Sekolah PELNAP.
ii.                  PAK Pada Pertemuan-pertemuan ibadah Ibadah
Dalam (Ibrani.10:25) Umat Tuhan ditegaskan untuk tidak meninggalkan pertemuan-pertemuan ibadah menjelang hari Tuhan yang mendekat. Dalam pertemuan-pertemuan ibadah di gereja adalah tempat pembinaan-pemuridan, sebab semua orang kristen adalah murid (disciple) yang berarti pengikut (follower) dari Kristus. Artinya dalam hal ini anggota jemaat bukan sekedar pengikut tetapi yang memiliki disiplin dalan mengikuti semua perintah Kristus. Donald Guthrie dalam bukunya menuliskan; bahwa Yesus mengumpulkan sekelompok orang yang dalam arti khusus dapat disebut sebagai murid-murid-Nya.[6] Artinya; Yesus mengganggap bahwa orang-orang (jemaat) yang mengikuti Dia sebagai “murud-murid” yang selalu di ajar untuk menjadi seperti gurunya (Yesus).
Dalam pertemuan-pertemuan ibadah jemaat yang adalah murid-murid mendapat pengajaran melalui berita firman/khotbah yang disampaikan oleh gembala sidang tau para pengajar/pengkhotbah yang lain.
iii.                Tujuan Pendidikan Agama Kristen Dalam Gereja
Tujuan pendidikan agama Kristen terjadi dalam komunitas berjemaat dimulai dari usia anak-anak, dewasa dan yang terakhir adalah warga jemaat. Pendidikan agama kristen bagi anak-anak(sekolah minggu) agar anak tersebut dapat menerima kepercayaan dan pewarisan nilai-nilai rohani yang dianut oleh orangtuanya, misalnya belajar bertindak baik, bertumbuh secara wajar dalam iman Kristen. Pendidikan agama kristen bagi orangtua/jemaat dewasa (remaja-manula) adalah untuk menyediakan pengalaman belajar yang menolong jemaat mempertimbangkan sejumlah cara untuk mengurus rumah tangga dan juga dampaknya bagi pertumbuhan anak.Tujuan pendidikan agama Kristen untuk warga jemaat adalah untuk menyediakan pengalaman belajar secara teratur sepanjang umurnya melalui seluruh tata cara ibadah/kebaktian, khususnya melalui khotbah dan pembacaan alkitab/firman Allah.
3.      Penutup
Pendidikan Agama Kristen merupakan perintah dari Tuhan Yesus Kristus yang disebut Amanat Agung dalam Matius 28:18-20. Pendidikan Agama Kristen itu unik, berbeda dengan pendidikan umum karena prosesnya tidak hanya dikerjakan manusia, tetapi juga melibatkan Allah. Keterlibatan-Nya mutlak diperlukan karena Pendidikan Agama Kristen bukan hanya mendidik secara ilmu pengetahuan, namun  juga membentuk karakter. Untuk memberikan gambaran tentang Pendidikan Agama Kristen.
PAK adalah suatu yang harus terjadi dan dilakukan di kelompok umat/gereja. Untuk umat dapat bertumbuh menjadi seperti Yesus harus melalui pembinaan-pemuridan sehingga umat dapat meniru apa yang dilakukan oleh Yesus atau umat Tuhan menjadi peniru-peniru Kristus. Seperti paulus yang telah menjadi peniru Kristus demikian juga Timotius yang telah mengikuti (menjadi peniru) cara paulus 1 korintus 11:1; 2 Timotius. 3:10, Artinya persekutuan antara Paulus dan Timotius menjadikan Timotius meiliki gaya gidup seperti Paulus seperti Paulus telah menjadi seperti Yesus.
Pembinanan pada komisi anak (PELNAP) dan pertemuan-pertemuan ibadah adalah menjadi suatu cara dan tempat untuk orang-orang percaya dibina/diajar menjadi seperti Kristus dalam pertemuan-pertemuan ibadah inilah menjadi tempat untuk mengevaluasi diri orang percaya. Mulyasa menjelaskan dalam bukunya; “Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latarbelakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti apabila berhubungan denhan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penelitian. Tak ada pembelajaran tanpa penelitian, karena penelitian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tinglkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik”. Artinya dalam gerejalah tau pertemuan-pertemuan ibadah lainnya umat Tuhan bukan sekedar diajar melainkan gereja menjadi tempat mengevaluasi diri untuk menstandarkan hidup sesuai standar Alkitab/ajaran Yesus Kristus.



Daftar Pustaka:

Alkitab, LAI 2007

 Donald Guthrie,Teologi Perjanjian Baru 3, Bpk Gunung Mulia, Jakarta: 2001

Jurnal Teologi PENGARAH, STTA Tiranus, Bandung, juli 2010

Martin B.Daiton, Gereja milik siapa?(Jakarta :YKKBVK/OMF.1994)

Charles C.Ryrie, Teologia Dasar 2 (Yogyakarta: Andi offset,1998)

Narthtop, Chuck, Bibically Speaking about the church, (Charles A. Nortop Jr. 1997)


[1]Martin B.Daiton, Gereja milik siapa?(Jakarta :YKKBVK/OMF.1994), hal. 10
[2] Charles C.Ryrie, Teologia Dasar 2 (Yogyakarta: Andi offset,1998), hal 184
[3]Narthtop, Chuck, Bibically Speaking about the church, (Charles A. Nortop Jr. 1997) hal 2
[4] Jurnal Teologi PENGARAH, STTA Tiranus, Bandung, juli 2010,hal 30
                                 
[5] Ibid, hal 2
[6] Donald Guthrie,Teologi Perjanjian Baru 3, Bpk Gunung Mulia, Jakarta: 2001, hal 29

3 komentar:

  1. Mantab deh, iki ada kemajuan, trus aza dikembangkan postingnya, sehingga lama-lama isa diedit jadi buku loh. Upaya yang bagus untuk ditiru yg laen. Tapi kok, aku gak bisa jadi followernya yah? kok featurnya gak ada mas?

    BalasHapus
  2. Thanks for support & koreksinya, Bang...

    BalasHapus
  3. gereja bagi anak itu qreen bangets....

    BalasHapus